Rasakan Suasana Tradisional di Desa Penglipuran, Bali
Bali

Rasakan Suasana Tradisional di Desa Penglipuran, Bali

Jessica J

Apakah ada di antara Anda yang ingin merasakan suasana hidup tradisional di Bali? Tidak terlihat lagi dari desa Penglipuran! Terletak di selatan Kabupaten Bangli, sekitar 35 km dari kota Denpasar, desa yang damai ini populer di kalangan wisatawan di seluruh dunia sebagai tempat liburan yang sangat baik dari kehidupan perkotaan. Hal ini terlihat ketika Anda melihat betapa tenangnya Penglipuran dari arsitektur tradisional rumah-rumah serta taman-taman indah yang mengelilingi desa. Selain itu, setiap warga tetangga di desa itu hidup rukun. Semua ini, dikombinasikan dengan keramahan penduduk setempat dan semua hal yang dapat Anda alami di sana, akan memberi Anda pengalaman tak terlupakan yang akan Anda kenang selamanya.

Menghormati leluhur mereka, desa ini masih mempertahankan konsep dan ajaran tradisional. Konsep yang disebut Tri Hita Karana ini merupakan falsafah umat Hindu Bali yang mengajarkan tentang keselarasan atau keseimbangan antara hubungan Tuhan, manusia, dan lingkungan. Tri Hita Karana juga diterapkan dalam struktur desa itu sendiri melalui konsep Tri Mandala. Tata letak desa dibagi menjadi tiga bagian: Parhyangan (daerah suci), Pawongan (daerah pemukiman), dan Palemahan (kuburan, daerah pertanian, dll). Apalagi, desa Penglipuran juga dinobatkan sebagai desa terbersih ke-3 di dunia!

1. Pelajari Tentang Budaya Hindu Bali saat Mengunjungi Pura

Ada tiga pura di desa Penglipuran, yaitu Pura Penataran, Pura Dalem, dan Pura Puseh. Di desa, Anda bisa melihat berbagai tradisi menarik. Beberapa tradisi yang dapat Anda saksikan di desa Penglipuran antara lain Hari Raya Galungan yang diperingati setiap 210 hari sekali, ritual Ngusaba, untuk memperingati hari jadi desa, dan ritual persembahyangan yang diadakan setiap hari di pura-pura desa. Anda dapat menyaksikan upacara ini selama Anda mengikuti etiket mereka untuk menghormati penduduk setempat dan untuk menghindari ketidaknyamanan.

Baca Juga:  Pura Ikonik di Danau Beratan di Dataran Tinggi Bedugul Bali

2. Belanja dan Pelajari Proses Pembuatan Kerajinan Tangan

Desa Penglipuran bisa menjadi tempat yang sangat baik bagi mereka yang menghargai seni yang luar biasa karena ada banyak kerajinan indah yang tersedia di desa untuk berbelanja. Kerajinan yang akan Anda lihat di desa ini antara lain kerajinan anyaman bambu, keben lukis, topeng bambu ukir, miniatur Penglipuran, serta kerajinan kayu tradisional lainnya. Kerajinan tangan ini dijual langsung di depan rumah pengrajin. Selain itu, untuk membuat pengalaman berbelanja lebih menarik, Anda juga bisa belajar tentang proses pembuatan kerajinan tangan ini langsung dari para pengrajinnya.

3. Berbaur dengan penduduk setempat dengan tetap tinggal di rumah mereka

Jika Anda ingin berbaur dengan penduduk setempat, Anda dapat memilih untuk tinggal bersama mereka di rumah mereka. Ada beberapa jenis pilihan home stay yang bisa Anda pilih mulai dari small-sized home, medium-sized home, atau guest house. Penduduk desa Penglipuran yang selalu ramah akan selalu menyambut mereka yang berkunjung ke desa dengan tangan terbuka, selama Anda tetap mengikuti tata krama mereka selama tinggal di sana.

4. Nikmati Cita Rasa Masakan Lokal

Perjalanan Anda tidak akan lengkap tanpa mencicipi kelezatan kuliner desa Penglipuran. Kuliner khas yang patut Anda coba di desa ini adalah tipat cantok dan loloh cemcem. Tipat cantok adalah makanan yang terbuat dari ketupat, kue beras khas Indonesia, yang dipotong-potong dan dicampur dengan berbagai sayuran rebus dan diaduk dengan bumbu kacang. Sedangkan loloh cemcem merupakan minuman tradisional desa Penglipuran yang terbuat dari berbagai macam rempah-rempah yang menghasilkan warna hijau pekat. Semakin banyak alasan untuk mengunjungi desa yang menakjubkan ini!

Baca Juga:  Teras Sawah Jatiluwih, Keindahan dan Kejeniusan Lokal Bali

5. Pergilah ke Hutan Bambu Suci Desa

Sekitar seratus meter di luar desa Penglipuran, Anda dapat melintasi hutan bambu seluas 45 hektar yang indah dengan berjalan kaki atau bersepeda. Hutan bambu menawarkan banyak spot foto yang menarik untuk dilihat. Sebagai bagian dari wilayah Parhyangan, penduduk setempat menganggap hutan bambu ini sebagai tempat suci. Dalam upaya untuk menghormati leluhur mereka, penduduk setempat berusaha untuk menjaga keseimbangan antara manusia dan lingkungan mereka dengan melindungi hutan bambu suci ini dengan cara apa pun.

Memang, memulai tur desa bisa menjadi pengalaman yang benar-benar melegakan terutama bagi mereka yang mencari pelarian dari kehidupan perkotaan atau mereka yang memiliki keinginan untuk belajar tentang budaya asli Bali. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang desa wisata, kunjungi desa lain di Indonesia yang juga menawarkan pengalaman desa wisata yang imersif.